Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Peringkat Daya Saing Indonesia Anjlok ke Posisi 40, Kalah dari 2 Negara Tetangga

×

Peringkat Daya Saing Indonesia Anjlok ke Posisi 40, Kalah dari 2 Negara Tetangga

Sebarkan artikel ini

Pada 2022 berada di posisi 44, naik ke 34 pada 2023, lalu menempati posisi 27 pada 2024.

Seorang instruktur memberikan pelatihan menjahit baju kebaya kepada peserta di Balai Latihan Kerja Cibodas, Kota Tangerang, Banten, Kamis (19/10/2023). Peringkat daya saing Indonesia turun drastis ke posisi 40 dari 69 negara. Malaysia dan Thailand kini unggul. (ANTARA/Sulthony Hasnuddin)
Seorang instruktur memberikan pelatihan menjahit baju kebaya kepada peserta di Balai Latihan Kerja Cibodas, Kota Tangerang, Banten, Kamis (19/10/2023). Peringkat daya saing Indonesia turun drastis ke posisi 40 dari 69 negara. Malaysia dan Thailand kini unggul. (ANTARA/Sulthony Hasnuddin)

Kronikdaily.com (Jakarta) — Ekonomi Indonesia mengalami penurunan tajam dalam peringkat daya saing dunia versi World Competitiveness Ranking (WCR) 2025. Lembaga riset IMD World Competitiveness Center (WCC) mencatat Indonesia turun 13 tingkat, dari posisi 27 tahun lalu menjadi peringkat 40 dari 69 negara.

Padahal selama tiga tahun sebelumnya, Indonesia terus menunjukkan tren positif. Pada 2022 berada di posisi 44, naik ke 34 pada 2023, lalu menempati posisi 27 pada 2024.

Daya Saing Indonesia Tertinggal dari Malaysia dan Thailand

Di kawasan Asia Tenggara, posisi Indonesia makin tertekan. Singapura masih jadi yang terkuat dengan peringkat kedua dunia. Malaysia naik pesat ke posisi 23 dunia, mengalahkan Thailand di posisi 30. Indonesia tertinggal di posisi 40, bahkan lebih rendah dari Filipina yang berada di peringkat 51.

BACA JUGA: Danantara bakal Buat 888 BUMN dan Anak Usahanya Hanya Jadi 200 Perusahaan Kompetitif

Direktur WCC IMD Arturo Bris menyebut, lonjakan sebelumnya tertopang ekspor migas dan komoditas pasca pandemi. Namun, tekanan global seperti perang tarif dan struktur ekonomi domestik kini ikut memukul daya saing Indonesia.

Masalah Infrastruktur dan SDM Jadi Penghambat

Survei dari WCC menyebut 66,1% eksekutif Indonesia menilai peluang ekonomi semakin mengecil. Banyak yang mengeluhkan lemahnya institusi, buruknya infrastruktur, dan rendahnya kualitas sumber daya manusia.

Tingginya angka pengangguran, ketimpangan pembangunan, dan minimnya penciptaan lapangan kerja baru memperburuk situasi. Hal itu memperkuat polarisasi ekonomi yang menghambat daya saing jangka panjang.

3 Faktor Utama Penyebab Penurunan Peringkat

Peringkat daya saing WCR 2025 dihitung berdasarkan empat indikator utama, yaitu performa ekonomi, efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis, dan infrastruktur.

Indonesia mengalami penurunan skor pada tiga dari empat indikator, yakni efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis, dan infrastruktur. Hanya performa ekonomi yang stagnan.

Penurunan Investasi Internasional dan Ekspor Layanan

Nilai investasi internasional ke Indonesia turun, dari peringkat 36 ke 42. Nilai ekspor layanan komersial juga masih rendah, hanya menempati posisi 63 dari 69 negara.

Efisiensi Pemerintah Alami Kemunduran

Kerangka kerja institusional turun dari posisi 25 ke 51. Hal itu menunjukkan lemahnya tata kelola, birokrasi, dan pengambilan kebijakan publik.

Kualitas Pendidikan dan Kesehatan Masih Rendah

Peringkat Indonesia untuk kualitas pendidikan berada di posisi 62, sedangkan sektor kesehatan dan lingkungan di posisi 63. Kedua aspek itu penting untuk mendukung daya saing tenaga kerja masa depan.

Rekomendasi Perbaikan dari UI dan IMD

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, sebagai mitra WCC, menyarankan peningkatan kualitas tenaga kerja dan integrasi strategi nasional dari hulu ke hilir.

IMD WCC juga menyoroti pentingnya efisiensi struktur biaya, kemudahan pendirian usaha, dan peningkatan cadangan devisa per kapita. Pemerintah harus serius memperbaiki kualitas institusi, layanan kesehatan, dan kekuatan paspor Indonesia.

Efisiensi bisnis juga perlu meningkat. Fokus utama harus pada akses tenaga kerja asing, layanan keuangan, dan peningkatan produktivitas nasional. Penurunan peringkat daya saing Indonesia menjadi peringatan keras.

Pemerintah harus segera memperbaiki kualitas SDM, infrastruktur, dan efisiensi birokrasi. Sebab, Indonesia akan semakin tertinggal di tengah persaingan global yang makin ketat tanpa perubahan konkret.