Kronikdaily.com (Jakarta) — Harga emas kembali melemah di perdagangan Asia akhir pekan lalu usai Presiden AS Donald Trump menyatakan akan menunda keputusan mengenai aksi militer terhadap Iran selama dua pekan. Penundaan itu meredakan ketegangan geopolitik dan mendorong minat risiko investor.
Spot gold turun 0,5% ke level USD 3.353,17 per ons. Sementara kontrak berjangka emas Agustus terkoreksi 1,1% ke USD 3.369,40 per ons pada pukul 11:58 WIB.
Bagaimana Dolar AS Mempengaruhi Harga Emas?
Meskipun dolar melemah tipis pada hari yang sama, penguatannya sepanjang minggu tetap membebani harga emas. Pernyataan hawkish dari Federal Reserve awal pekan itu memperkuat ekspektasi suku bunga tetap tinggi sehingga meningkatkan daya tarik dolar dan menekan logam mulia.
BACA JUGA: Perbedaan Emas Antam, UBS, Pegadaian, dan Galeri24, Kenali Sebelum Investasi
Apakah Penundaan Serangan Iran Meningkatkan Risiko Pasar?
Trump menyatakan akan mengambil keputusan soal konflik Iran dalam dua minggu. Hal itu cukup meredakan kekhawatiran investor terkait kemungkinan serangan mendadak.
Meski begitu, ketidakpastian harga emas tetap membayangi karena Trump sebelumnya sering menetapkan tenggat waktu lalu menundanya tanpa batas.
Pernyataan itu memicu lonjakan minat risiko meskipun Israel dan Iran masih saling serang hingga hari kedelapan konflik.
Bagaimana Dampak Penundaan itu ke Logam Mulia Lainnya?
Logam mulia lain juga ikut melemah. Kontrak perak turun 1,6% menjadi USD 35,765 per ons. Sementara itu, platinum berjangka jatuh 1,5% ke USD 1.282,75 per ons setelah menyentuh level tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Meski terkoreksi, platinum masih mencatatkan kenaikan mingguan 5,8%. Angka itu mencerminkan reli spekulatif akibat laporan tentang menyusutnya pasokan dan tingginya permintaan.
Bagaimana Kinerja Logam Industri Seperti Tembaga?
Harga tembaga ikut tertekan. Kontrak copper futures di London Metal Exchange turun 0,3% ke USD 9.602,05 per ton, sedangkan tembaga berjangka AS melemah 0,9% ke USD 4,7650 per pon. Sentimen negatif dari penguatan dolar ikut menekan logam industri secara keseluruhan.
Kondisi pasar logam saat ini menunjukkan sensitivitas tinggi terhadap kebijakan global dan komentar pejabat utama. Investor harus memantau perkembangan geopolitik dan kebijakan suku bunga untuk mengatur ulang strategi portofolio.











