Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Tekanan Ekonomi Bikin Warga Indonesia Tambah Pinjaman, Gen Z Paling Boros

×

Tekanan Ekonomi Bikin Warga Indonesia Tambah Pinjaman, Gen Z Paling Boros

Sebarkan artikel ini

Kebutuhan pokok menempati posisi teratas (34 persen), lalu biaya pendidikan (25 persen) dan tabungan (24 persen).

Gen Z adalah generasi yang sangat dinamis, kreatif, dan selalu mengikuti perkembangan tren yang populer. Ilustrasi Freepik
Gen Z adalah generasi yang sangat dinamis, kreatif, dan selalu mengikuti perkembangan tren yang populer. Ilustrasi Freepik

Kronikdaily.com (Jakarta) — Kondisi ekonomi Indonesia belum menunjukkan perbaikan signifikan. Semua generasi, dari Gen X hingga Gen Z, merasakan tekanan keuangan yang makin berat. Kenaikan harga kebutuhan pokok dan biaya hidup memaksa masyarakat memperbesar pengeluaran dalam setahun terakhir.

Survei YouGov Indonesia terhadap 2.067 responden dewasa menunjukkan 50 persen responden mengalami lonjakan pengeluaran rumah tangga. Kebutuhan pokok menempati posisi teratas (34 persen), lalu biaya pendidikan (25 persen) dan tabungan (24 persen).

Gen Z Fokus Gaya Hidup, Gen X dan Milenial Tekan Konsumsi

Edward Hutasoit, General Manager YouGov Indonesia, menjelaskan Gen Z lebih banyak menghabiskan uang untuk kebutuhan personal. Mereka banyak belanja produk kecantikan (21 persen), pakaian (20 persen), dan makan di luar.

BACA JUGA: Mau Utang Pinjol? Cek Dulu Ketentuan Baru Suku Bunga Fintech

Sebaliknya, Gen X dan milenial justru lebih fokus memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti bahan makanan dan tagihan listrik.

Untuk menyeimbangkan pengeluaran, milenial dan Gen X mengurangi aktivitas konsumtif, seperti makan di restoran (23 persen) dan hiburan (19 persen). Sementara itu, Gen Z malah memangkas anggaran untuk layanan kesehatan dan belanja kebutuhan dasar.

Pinjaman Digital Jadi Jalan Pintas

Situasi keuangan yang makin sulit membuat warga makin bergantung pada pinjaman. YouGov mencatat 36 persen responden menambah utang di pinjaman online (pinjol). Sementara, 40 persen tidak mengalami perubahan, sedangkan 24 persen justru mengurangi pinjaman.

Dia menyebut pinjaman kini menjadi opsi yang terbilang cepat untuk menyelesaikan masalah keuangan. Paylater juga menunjukkan tren serupa. Sementara itu, 27 persen responden meningkatkan penggunaannya, sedangkan 50 persen tetap, dan 23 persen mengurangi.

Gen X dan Milenial Pinjam ke Kerabat

Selalin pinjol dan paylater, pinjaman bank juga meningkat. Terdapat 28 persen responden mengaku menambah utang di bank selama setahun terakhir. Survei itu memang hanya melibatkan responden yang pernah mengambil pinjaman sebelumnya.

Gen X dan milenial cenderung lebih suka meminjam uang dari teman atau keluarga saat terdesak. Sementara Gen Z lebih percaya pada layanan keuangan digital, termasuk kartu kredit.

70 Persen Merasa Mampu Bayar, Tapi Banyak Telat

Meski pinjaman meningkat, 70 persen responden merasa masih bisa membayar cicilan tepat waktu. Namun, 20 persen mengaku sering terlambat bayar dan 10 persen hanya sanggup melunasi sebagian utang.

“Mayoritas merasa bisa melunasi penuh dan tepat waktu, tapi 30 persen sisanya masih bermasalah,” ujar dia.

Semua generasi di Indonesia saat ini menghadapi tekanan ekonomi yang cukup berat. Gaya hidup Gen Z menjadi tantangan tersendiri, sedangkan milenial dan Gen X berupaya mengendalikan pengeluaran.

Sayangnya, banyak dari mereka akhirnya berutang demi bertahan. Pemerintah dan pelaku industri perlu segera memperkuat edukasi finansial agar masyarakat tidak terjebak dalam utang jangka panjang.