Jakarta — One Piece banyak mengenalnya sebagai anime petualangan penuh aksi dengan bajak laut yang mencari harta karun legendaris, tetapi ternyata turut memiliki unsur politik di dalamnya.
Mulai dari perebutan kekuasaan, diskriminasi, kolonialisme, propaganda pemerintah, hingga revolusi rakyat. Eiichiro Oda bukan hanya menciptakan dunia penuh fantasi, tetapi juga mengkritisi sistem sosial dan politik dunia nyata melalui kisah bajak lautnya.
Politik dalam One Piece
Berikut ini sederet bukti jika anime One Piece mengandung elemen politik di dalamnya
-
Pemerintah Dunia dan Kontrol Kekuasaan
Pemerintah Dunia dalam One Piece sebagai metafora dari kekuatan hegemonik di dunia nyata. Mereka mengendalikan dunia dengan dalih menjaga ketertiban. Namun, di balik layar penuh dengan kebusukan.
Pemerintah Dunia dalam One Piece menyembunyikan sejarah sebenarnya, yaitu Void Century. Bahkan, berperan menindas pihak yang melawan dan menggunakan angkatan laut sebagai alat kontrol.
Sistem tersebut mirip dengan cara pemerintah otoriter di dunia nyata yang sering kali menyensor sejarah. Bahkan, menekan oposisi demi mempertahankan status quo.
-
Tenryuubito: Simbol Elite Oligarki
Tenryuubito atau Naga Langit adalah keturunan para pendiri Pemerintah Dunia yang hidup di atas rakyat biasa. Mereka memiliki karakter arogan, kejam, dan menganggap manusia lain sebagai budak.
Hal itu mirip dengan kelompok elite di dunia nyata, seperti keluarga kerajaan atau oligarki yang menikmati kekayaan dan kekuasaan, sedangkan rakyat jelata menderita.
-
Revolusi dan Perlawanan Rakyat
Monkey D. Dragon dan Pasukan Revolusi dalam One Piece adalah gambaran dari pemberontakan melawan sistem tirani. Mereka mirip dengan gerakan revolusi di dunia nyata, seperti gerakan melawan penjajahan atau rezim otoriter.
Oda menggambarkan perlawanan terhadap kekuasaan yang menindas adalah bagian dari perjuangan menuju kebebasan. Mulai dari arc Alabasta (perlawanan rakyat terhadap Crocodile) dan Dressrosa (penggulingan Doflamingo).
-
Yonko dan Perebutan Kekuatan
Di dunia One Piece, ada Yonko (empat kaisar laut) yang memegang kekuasaan besar di lautan. Mereka seperti negara adidaya di dunia nyata, yang masing-masing memiliki wilayah, pengaruh politik, dan sekutu sendiri.
Yonko sering kali terlibat dalam negosiasi, persekutuan, dan perang. Hal itu mirip dengan cara negara-negara besar di dunia nyata berkompetisi untuk kepentingan mereka sendiri.
-
Propaganda dan Manipulasi Media
Morgan, pemimpin surat kabar World Economic Journal, sering kali menggambarkan cara memanipulasi informasi untuk kepentingan politik. Di dunia nyata media sering kali pemerintah atau kelompok tertentu gunakan untuk membentuk opini publik.
Pemerintah Dunia dalam One Piece juga sering mengontrol narasi dan menyembunyikan kebenaran agar rakyat tidak mempertanyakan kekuasaan mereka.
One Piece Bukan Sekadar Anime Petualangan
One Piece memang sebagai anime bajak laut dengan banyak pertarungan epik dan humor. Namun, di balik itu semua, Eiichiro Oda menyelipkan banyak kritik sosial dan politik yang sangat relevan dengan dunia nyata.
Anime ini mengajarkan pemalsuan sejarah, kekuasaan yang sering kali menindas, dan perjuangan untuk kebebasan yang tidak pernah mudah.
Untuk itu, bagi yang menganggap One Piece hanya soal bajak laut dan petualangan, coba lihat lebih dalam. Sebab, di dalamnya ada cerminan politik dunia nyata yang tidak kalah menarik dari cerita petualangannya.